Wednesday, April 23, 2008

Sejarah Toesoek [ Part 1]

Mahasiswa meraup laba
Entrepreneurs
Tue, 19 Feb 2008 14:33:00 WIB

Berkutat dengan buku tebal, dosen, perpustakaan dan setumpuk makalah tak cukup bagi seorang sarjana untuk menjawab tantangan dunia kerja. Problem di dunia kerja yang kompleks membutuhkan orang yang memiliki spirit wirausaha.

Lulusan perguruan tinggi yang memiliki spirit wirausaha itu diyakini bakal membantu memecahkan masalah pengangguran terdidik yang jumlahnya terus bertambah setiap tahunnya.

Data pelamar calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada medio Juni 2006 mencapai 39.622 pelamar untuk memperebutkan 950 lowongan kerja. Tak hanya itu, 110.000 pelamar juga memperebutkan lowongan kerja di Trans TV dan Trans 7.

Ironisnya, meski pelamar kerja berlebihan, perusahaan acapkali kesulitan mendapatkan karyawan dengan kompetensi yang diinginkannya. Maka itu, sebagian perguruan tinggi dan sekolah bisnis telah mulai memperbaiki kurikulumnya dengan memasukkan mata kuliah kewirausahaan.

Memiliki mental wirausaha bagi kaum terdidik ini sangat penting. Menurut Dosen Prasetya Mulya Business School Eko Suhartanto, wirausaha itu harus dilatih karena wirausaha itu suatu sikap.

Artinya, walaupun tidak semua sarjana setelah lulus harus menjadi pengusaha, memiliki mental wirausaha, antara lain mandiri, berdaya juang tinggi, inovatif, punya visi dan punya standar kerja yang tinggi merupakan unsur penting saat menghadapi kompleksitas di dunia kerja.

Mental wirausaha di kalangan mahasiswa itulah yang kini mulai diajarkan oleh kalangan perguruan tinggi. Salah satunya oleh
Prasetya Mulya Business School. Di kampus ini, mahasiswa sudah diajarkan untuk melahirkan ide-ide bisnis, bahkan praktik menjadi pengusaha sejak duduk di semester pertama.

Meski sebagian orang berpendapat mental wirausaha itu telah ada sejak lahir, namun sebagian orang berpendapat itu bisa dilatih. Sekolah atau perguruan tinggi menjadi sarana yang baik untuk melatih orang menjadi wirausaha.

Kampus yang disebut-sebut mengemban misi sebagai agen perubahan itu menyadari pentingnya mulai mengubah paradigma mahasiswanya dalam meraih kesuksesan dalam pekerjaan. Salah satu modal untuk sukses itu dengan menggembleng mentalitas wirausaha.

Mahasiswa di kampus ini sejak semester pertama sudah diperkenalkan dengan dunia wirausaha sekaligus diberi pelatihan agar memiliki sikap seorang wirausaha.

Di kampus ini, dunia bisnis yang kompetitif diperkenalkan melalui ajang kompetisi atau perlombaan yang digelar oleh para mahasiswa. Kampus bisa menjadi laboratorium bisnis yang bisa melatih mahasiswa untuk menjadi pengusaha.

Mengubah sikap

Di Prasetya Mulya, Entrepreneur Day menjadi ajang bagi para mahasiswa untuk memamerkan temuan kreatif dalam bisnis sekaligus memasarkannya kepada konsumen. Cara ini, kata Eko, ternyata juga mengubah sikap mahasiswa menjadi lebih menghargai uang.

"Kalaupun mahasiswa sampai melakukan kesalahan dalam berbisnis saat di kampus tidak apa-apa. Tapi, kalau di dunia nyata, akibatnya bisa fatal. Jadi latihannya di sini, sehingga bisa lebih siap saat memasuki dunia kerja," paparnya.

Sebagai ajang latihan berbisnis, Prasetya Mulya merencanakan untuk mendirikan perusahaan sungguhan sebagai laboratorium mahasiswa untuk belajar berbisnis. Perusahaan tersebut akan diisi jajaran direksi dari enam dosen di mata kuliah bisnis.

Para mahasiswa berkiprah dalam mengelola langsung bisnis tersebut. Rencananya, perusahaan bentukan kampus ini akan menaungi enam jenis bisnis yang lahir dari ide mahasiswa.

Sate
Dee. Sate yang disajikan dalam bentuk unik dan menarik, yaitu satenya langsung dibungkus oleh lontong.

Exoro Game. Bisnis permainan simulasi bisnis untuk mengembangkan keterampilan bisnis para remaja untuk menjadi wirausaha.

Guyon. Penggunaan motif batik dengan desain masa kini yang unik pada barang-barang yang sering dipakai, seperti baju, celana, sepatu dan tas.

Dapur Gulung. Restoran cepat saji yang semua makanannya berbentuk gulungan, sehingga menciptakan kesan praktis.

Double-T. Tempat sampah unik yang dapat mengucapkan terima kasih saat seseorang membuang sampah, sehingga meningkatkan kesadaran seseorang untuk membuang sampah pada tempatnya.

MIP Spot. Pusat permainan jaringan komputer yang berusaha menghadirkan pengalaman spektakuler dengan permainan petualangan tematik dan terbaru.

Di perusahaan yang direncanakan benar-benar komersil inilah, mahasiswa di bawah bimbingan dosen bakal berpraktik menjadi pebisnis sejati. Mereka akan berlatih berbagai hal, mulai dari pengetahuan produk, pengelolaan perusahaan, manajemen keuangan hingga pemasarannya.

Mengapa Anda tidak mencoba salah satunya, Sate Dee, misalnya. (suli.murwani@bisnis.co.id)

Suli H. Murwani
Bisnis
Indonesia

0 comments: